Hai Boomers, siapa sih yang gak kenal sepatu Compass? Brand lokal yang dulunya biasa aja, sekarang jadi rebutan orang, bahkan sampe rela antri berjam-jam cuma buat dapetin satu pasang. Tapi tahu gak sih, perjalanan Compass tuh panjang banget, nggak langsung viral kayak sekarang. Yuk, kita bahas bareng pendiri sepatu compass: sejarah, sosok, dan kejayaan brand lokal!

Sejarah Awal: Gazelle Sport (1988)

Kebanyakan orang taunya Compass muncul gitu aja. Padahal sebenernya, semuanya dimulai dari brand yang namanya Gazelle Sport sekitar tahun 1988 di Bandung. Ini brand keluarga kecil yang jualan sepatu olahraga yang desainnya masih simpel banget. Belum ada konsep branding keren atau visual yang estetik. Yang penting saat itu adalah bikin produk yang bisa dipakai sehari-hari dan awet. Gazelle Sport ini jadi semacam fondasi awal buat Compass. Walaupun belum terkenal, usaha ini udah mulai bikin jaringan produksi sendiri dan paham gimana caranya bikin sepatu dari nol.

Era Kedua: Kelahiran Compass(1998)

Sekitar 10 tahun kemudian, tepatnya tahun 1998, Gazelle Sport memutuskan buat rebranding dan lahirlah nama Compass. Nama ini punya arti filosofi yang cukup dalam kompas itu penunjuk arah. Jadi mereka pengen jadi arah baru buat sepatu lokal Indonesia yang berkualitas. Meski udah ganti nama, perjalanan Compass masih biasa aja. Belum ada yang spesial banget dari desain maupun marketing-nya. Tapi langkah ini penting karena jadi titik awal masuk ke babak baru.

Transformasi Kebangkitan di Tangan Aji Handoko Purbo
source: hypebeast

Transformasi: Kebangkitan di Tangan Aji Handoko Purbo (2017-2018)

Ini dia momen penting yang jadi titik balik Compass. Sekitar tahun 2017-2018, seorang visual artist bernama Aji Handoko Purbo masuk dan bantu ngerombak total image Compass. Aji ini bukan orang biasa dia punya sentuhan seni yang kuat dan paham banget soal membangun brand yang punya karakter.

Waktu Aji ikut pegang komando, semua berubah. Dari mulai desain logo, konsep campaign, sampe tone warna, semua dibikin beda dari sepatu lokal pada umumnya. Rasa-rasanya kayak nonton band indie yang akhirnya rekaman di studio profesional lebih matang, lebih keren, dan tetap punya identitas.

Rilisan Compass era ini langsung jadi hype. Salah satunya adalah seri Retrograde yang sampai sekarang masih jadi buruan. Banyak yang bilang, ini bukan cuma sepatu, tapi karya seni.

Strategi Brand & Eksklusivitas

Salah satu trik Compass yang paling ampuh adalah bikin semua terasa langka. Produksi sepatu mereka selalu terbatas, gak banyak stok, dan sering rilis dadakan. Efeknya? Orang jadi makin penasaran dan berlomba-lomba buat punya.

Mereka juga suka bikin kolaborasi bareng kreator lokal, kayak seniman, brand clothing, sampe fotografer. Jadi setiap produk punya cerita di baliknya. Gak heran kalau akhirnya Compass dianggap bukan cuma sepatu biasa, tapi juga simbol gaya dan identitas.

Brand ini juga hampir gak pernah ngiklan secara konvensional. Gak perlu pasang baliho atau iklan TV, cukup lewat media sosial dan dari mulut ke mulut. Hebatnya, itu aja udah cukup bikin orang segitu ngebetnya sama Compass.

Reputasi & Budaya Populer
source: busurnusa

Reputasi & Budaya Populer

Sekarang Compass udah jadi bagian penting dari budaya pop anak muda Indonesia. Banyak influencer, selebgram, bahkan musisi yang pakai Compass di keseharian mereka. Compass juga sering muncul di event fashion lokal dan jadi barang wajib kalau kamu mau tampil street style ala Jakarta Selatan atau Bandung kota.

Mereka juga deket banget sama komunitas. Gak cuma jualan, tapi juga bikin event, pameran, sampe workshop bareng kreator lain. Ini yang bikin Compass jadi lebih dari sekadar brand mereka punya peran dalam membangun ekosistem kreatif.

Siapa Sebenarnya “Pendiri” Sepatu Compass?

Banyak orang ngira Compass itu ciptaan Aji Handoko, padahal bukan. Sosok asli yang mendirikan Gazelle Sport dan Compass adalah seorang pengusaha sepatu bernama Teddy D. Dialah yang dari awal ngebangun pabrik, ngerti proses produksi, dan bertahan di masa susah.

Aji memang punya peran besar di balik suksesnya Compass sekarang, tapi posisi dia lebih ke kreatif director dan “juru sulap” di balik layar. Jadi bisa dibilang, Compass itu hasil kombinasi antara tangan bisnis yang ulet dan pikiran kreatif yang visioner. Kolaborasi dua generasi, dua dunia bisnis dan seni.

Dampak Brand & Warisan Masa Depan
source: hypebeast

Dampak Brand & Warisan Masa Depan

Compass bukan cuma bikin sepatu, mereka juga ngebuktiin bahwa brand lokal bisa bersaing secara kualitas dan gaya sama produk luar negeri. Mereka ngebuka mata banyak orang bahwa dukung lokal itu gak harus ngorbanin style.

Banyak brand lokal sekarang yang ngikutin jejak Compass: fokus ke storytelling, desain yang kuat, dan gak asal-asalan dalam branding. Jadi Compass juga punya pengaruh besar terhadap gelombang baru brand lokal yang lebih berani dan kreatif.

Selain itu, Compass juga punya niat ninggalin warisan jangka panjang. Mereka sering ngajak kolaborasi dengan talenta muda, buka ruang untuk karya seni lokal, dan jadi inspirasi buat bisnis kecil yang pengen naik kelas.

Kesimpulan

Compass bukan cuma brand sepatu lokal biasa mereka punya perjalanan panjang dari Gazelle Sport di tahun 1988, rebranding jadi Compass di 1998, sampai akhirnya meledak berkat sentuhan kreatif Aji Handoko Purbo di 2017. Dengan strategi pemasaran yang eksklusif, desain yang kuat, dan cerita yang relate sama anak muda, Compass sukses jadi simbol gaya hidup dan kebanggaan lokal. Lebih dari sekadar jualan sepatu, Compass ngebuktikan kalau produk buatan Indonesia bisa bersaing dan ninggalin warisan kreatif buat generasi selanjutnya.

Baca Juga: Jenis Sepatu Compass: Varian, Karakteristik & Tips Memilih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close
Sign in
Close
Cart (0)

No products in the cart. No products in the cart.





Connect With Us :